
Redenominasi, istilah hangat yang saat ini menjadi perdebatan di negara kita. istilah keren dikalangan ekonomi kelas atas yaitu penyederhanaan mata uang dengan memangkas tiga angka nol dibelakang.
Saya sebagai salah satu pengguna mata uang yang secara teori ataupun teknis buta akan masalah ekonomi yang sebenarnya, hanya saja saya punya sedikit pendapat mengenai redenominasi yang akan diberlakukan sebagai kebijakan baru dalam dunia perbankan.
Sekali lagi saya bukan anak ekonomi yang tau seluk beluk perekonomian indonesia pada khususnya akan tetapi kemudian menurut saya kebijakan redenominasi yang akan diterapkan mestinya butuh pemikiran yang matang kaitannya dengan masalah inflasi yang terjadi di negara kita. bukankah sekarang indonesia terus bergelut dengan masalah inflasi yang tak kunjung ditemukan solusi? bukankah masalah inflasi yang kemudian harga jual rupiah di mata dollar sangat rendah? kemudian akan di berlakukan redenominasi.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membaca artikel mengenai tujuan pihak perbankan mengadakan redenominasi mata uang adalah hanya untuk penyerhadaan akan tetapi nilai jual akan tetap sama. yah, menurut saya itu salah satu ide yang sangat kreatif yang beberapa negara berhasil menstabilkan ekonomi negaranya dengan adanya kebijakan redenominasi kemudian kembali lagi bahwa negara indonesia adalah negara dengan keadaan ekonomi yang tidak stabil. bagaimana mungkin dilakukan sebuah redenominasi dengan keadaan ekonomi yang masih awut awutan.
Bayangkan saja apa yang terjadi setelah sistem redenominasi diberlakukan sementara situasi ekonomi di pasaran tdk berubah? harga barang yang dulunya Rp1000 jadi Rp 1, pertanyaannya memangnya pelaku pasar akan menurunkan itu. wah ini penurunan 1/8 nilai mata uang, drastis banget gitu. jago banget buat kebijakan untuk situasi pasar seperti sekarang ini. masalahnya kemudian melakukan renedominasi harus betul betul mempertimbangkan kelipatan yang akan dihilangkan, kondisi rasio masyarakat dan situasi ekonomi yang terjadi dinegara kita. bisa-bisa yang terjadi adalah inflasi besar besaran dan nominal akan kembali menjadi semula karena permintaan yang terus menerus naik dan tidak dapat ditekan.
lagian, untuk sistem seperti itu, harus selaras dengan tingkat pendidikan. bagaimana mungkin orang-orang pedesaan dengan mudahnya paham masalah redenominasi? bukankah kemudian akan menyulitkan mereka lagi untuk transaksi? bagaimana mungkin mereka mudah memahami tujuan penyerdehanaan yang awalnya terbiasa menjual barangnya dengan harga 100.000 menjadi 100? kalo situasi ekonominya terus begini, bisa2 harga juga takkann bisa ditekan. bukankah ujung2nya akan inflasi juga?
Saya sempat baca tulisan dari seorang blogger anak ekonomi, memang teori teori yang dipelajari dalam perekonomian bahwa salah satu cara menekan inflasi adalah melalui sistem "sanering" yaitu pengurangan nilai nominal uang. dan saya lebih setuju dengan sistem ini dibanding melakukan redenominasi. belajarlah pada negara-negara seperti argenteni, brazil, ghana, dan lainnya yang kemudian gagal menerapkan sistem redenominasi itu, ataupun pada negara Turki sebagai salah satu negara yang mendapat sorotan karena kesuksesannya menerapkan redenominasi mata uang.
terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar