LAPORAN
SURVEI LARVA
DAN NYAMUK DEWASA

Oleh :
KELOMPOK I
MARWAH K11110018
ARMANITA
RAHAYU K11110010
ANGRIYANI MANGAMPE K11110118
WISFER K11110015
NURZIDAH K11110280
ABDUL WAHID
AKBAR K11110282
MEILSON H.S
SALLATA K11110
A.ASMAN
FEBRI YAMAN K11110920
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahNya
sehingga Laporan Survei Larva dan Nyamuk Dewasa ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan
laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga. Namun laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan berikutnya.
Atas dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis,
maka pada kesempatan ini menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.
Bpk Hasanuddin Ishak, selaku penanggung jawab mata kuliah.
2.
Bpk Muhammad
Saleh Jastam, selaku pembimbing dan penanggungjawab praktek lapangan
4.
Seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam
pelaksanaan kegiatan Survei ini.
Demikianlah laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin......
Makassar, Desember 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penduduk dunia
sebanyak 40% hidup di daerah tropis yang mempunyai resiko sangat tinggi
terjangkitnya penyakit yang ditularkan oleh vector terutama nyamuk yang dapat
menyebabkan infeksi malaria, filariasis, demam dengue, chikungunya, oleh sebab
itu penyakit yang ditularkan oleh vector masih merupakan masalah dalam
kesehatan masyarakat.
Data atau informasi
tentang hubungan antara spesies tertentu di lingkungannya merupakan kunci
penting dalam epidemiologi. Penguasaan bionomic vector sangat mendukung pada
pengendalian, dan dalam pengendalian vector akan memberikan hasil yang maksimal
bila perilaku vector dapat diketahui secara jelas, sehingga sasaran dan metode
pengendalian tercapai.
Walaupun beberapa
tahun terakhir (2009 – 2011) kasus malaria di Indonesia mengalami penurunan
akan tetapi kasus malaria menginfeksi manusia berkisar 120 juta dan yang
meninggal diatas 1 juta orang. Belakangan ini kasus demam berdarah di Indonesia
sudah menurun sejak dua tahun terakhir. Angka tertinggi pada tahun 2009 dengan kasus
150 ribu. Jumlah tersebut menurun di 2010 menjadi 75 ribu kasus. Sedangkan
tahun 2011, kasus DBD di Indonesia hanya 50 ribu kasus. (Harian Analisa, 16
juni 2012)
Hal ini diharapkan
setiap tahunnya terjadi penurunan angka
kesakitan ataupun kematian akibat malaria ataupun DBD atau bahkan tidak menjadi
lagi sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian maka sasaran
dan metode pengendalian terhadap vector nyamuk harus tercapai. Untuk itu perlu
dilakukan survey terhadap larva dan nyamuk dewasa untuk mengetahui perilaku
nyamuk itu sendiri sehingga pada langkah pengendalian bisa dilakukan secara
tepat.
1.2 Tujuan Survei Larva dan Nyamuk Dewasa
Tujuan survey
larva adalah sebagai berikut:
Mengetahui jenis larva yg ada di container/breeding site
2.
Mengetahui breeding site yg potensial
3.
Mengetahui kepadatan dan indek-indek larva (CI, HI dan BI)
Tujuan survey
nyamuk adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui kepadatan nyamuk
2.
Mengetahui Jenis-jenis nyamuk
3.
Mengumpulkan nyamuk guna keperluan lain/inventarisasi
1.3 Manfaat Survei yang Dilakukan
Praktek lapangan
ini bermanfaat bagi kita sebagai mahasiswa agar bisa menambah pengetahuan
tentang bagaimana melakukan survey larva dan nyamuk dewasa agar pengendalian
terhadap nyamuk lebih efektif dan efisien. Hal ini juga menjadi bekal bagi
mahasiswa kesling pada khususnya bahwa salah satu keahlian yang harus dimiliki
adalah bagaimana melakukan pengendalian dengan metode dan sasaran yang tepat.
BAB II
METODE SURVEI
2.1 Metode/Desain Survei
Ada 2 rangkaian
kegiatan dalam survei yang dilakukan yaitu survey larva dan survey nyamuk
dewasa. Survey larva dilakukan dengan melakukan system cidukan pada beberapa breeding site di lokasi survey sedangkan
untuk survey nyamuk dewasa dilakukan pada salah satu rumah yang telah
ditentukan sebagai tempat survey dengan metode Human – Bite atau dengan kata lain menangkap nyamuk dengan umpan
orang. Jadi pada survey ini, nyamuk yang ditangkap adalah nyamuk yang hinggap
di Badan atau HLC (Human Landing Collection).
2.2 Lokasi dan Waktu Survei
Lokasi survey dilakukan
di 2 Lokasi yaitu:
1.
Survey larva
a.
Hari/tanggal :
Minggu, 16 Desember 2012
b.
Lokasi :
Bantimurung dan sekitarnya
c.
Waktu :
10.00 - selesai
2.
Survei nyamuk dewasa
a.
Hari/tanggal :
Sabtu, 22 Desember 2012
b.
Lokasi :
Jln. Abdulah Dg Sirua Lorong Pejuang 1
c.
Waktu :
18.00 – 21.00
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI
3.1
Lokasi Survei Larva
Survei larva dilakukan di Maros
tepatnya di daerah Bantimurung dan sekitarnya (luar Bantimurung). Lokasi di luar
Bantimurung adalah lokasi persawahan dan terdapat beberapa rumah penduduk. Di
lokasi tersebut terdapat beberapa Breeding
Site larva nyamuk seperti sawah, rawa, selokan, gentong penampungan air,
pelepah pisang, bekas telapak kaki, sumur dan daun. Sedangkan di Bantimurung,
beberapa Breeding Site yang ditemukan
adalah di bambu dan genangan air di wadah. Rata-rata jenis larva yang ditemukan
di Bantimurung adalah jenis Aedes
3.2
Lokasi Survei Nyamuk Dewasa
Survei nyamuk dewasa dilakukan di salah
satu rumah yang beralamat di jalan Abdullah Dg. Sirua lorong. Rumah tersebut
dihuni oleh 4 orang dan kondisi rumah bersih.
BAB IV
HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Survei
4.1.1
Survei Larva
A.
Alat
dan Bahan
Dipper Vial botol (10) Termometer
Netpish Lembar Ovservasi
Talang Alat Pengukur Salinitas
Pipet GPS
B.
Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Tentukan breeding site larva yang
akan disurvei
3. Ambil titik koordinat lokasi survei
4. Untuk melakukan survei larva, ambil 20 cidukan pada lokasi survei seperti
rawa, selokan, dan sawah. Sedangkan pada jejak kaki, batang pisang atau dahan
daun cukup menggunakan pipet.
5. Hasil cidukan dituang kedalam talang menggunakan netpish
6. Larva yang ada di dalam talang dipindahkan ke dalam vial botol menggunakan
pipet.
7. Ukur suhu dan salinitas air pada masing-masing breeding site dengan menggunakan termometer.
C.
Hasil
Tabel 1.
Hasil Survei Larva di Bantimurung
NO
|
BREEDING SITE
|
KARAKTERISTIK
|
SUHU
|
JUMLAH CIDUKAN
|
JENIS LARVA
|
JUMLAH LARVA
|
|
FLORA
|
FAUNA
|
||||||
1
|
Selokan rumah warga
|
Lumut dan rumput
|
Kecebong, ikan kecil
|
30°C
|
20
|
Culex
|
87
|
2
|
Jejak Kaki di sawah
|
-
|
-
|
30°C
|
-*
|
Anopheles
|
60
|
3
|
Pelepah Pisang
|
-
|
Cacing
|
27°C
|
-*
|
-
|
0
|
4
|
Lubang Bambu
|
-
|
-
|
28°C
|
-*
|
Aedes
|
11
|
5
|
Genengan air dalam ember
|
Lumut
|
cacing
|
25°C
|
-*
|
Aedes
|
16
|
Sumber: data primer,2012
Ket. -* :
tidak dilakukan cidukan, langsung menggunakan pipet
1.
Breeding site 1 (selokan)
Tidak
ada Rumus Menghitung Kepadatan Larva Culex
2. Breeding
Site 2 (jejak kaki di sawah)
Rumus menghitung
kepadatan larva Anopheles
3. Breding
Site 3 (pelepah pisang)
Rumus Menghitung Kepadatan Larva
Aedes
4. Breding
Site 4 (lubang bambu)
Rumus
Menghitung Kepadatan Larva Aedes
5. Breding
Site 5 (genangan air di ember)
Rumus
Menghitung Kepadatan Larva Aedes
4.1.2
Survei Nyamuk Dewasa
A.
Alat
dan Bahan
Aspirator GPS Karet gelang
Flash light (senter) Kapas
Paper cup dengan kasa penutup Pinset
Chloroform Timer
B.
Cara kerja
1. Dilakukan oleh dua orang penangkap nyamuk
2. Penangkapan nyamuk menggunakan aspirator, dilakukan di dalam dan diluar
rumah.
3. Penangkapan nyamuk dilakukan mulai pukul 18.00 – 21.00
4. Durasi waktu penangkapan nyamuk dilakukan per jam misalnya penangkapan
pertama dari jam 18.00 – 18.45, kemudian istirahat 15 menit. Selanjutnya
penangkapan kedua dari jam 19.00 – 19.45 dan penangkapan ketiga mulai jam 20.00
– 21.00
5. Nyamuk yang ditangkap kemuadian dimasukkan dalam paper cup menggunakan kasa penutup.
6. Nyamuk yang dimasukkan dalam paper
cup kemudian di pingsankan menggunakan kapas yang telah mengandung chloroform
7. Nyamuk yang pingsan kemudian dimasukkan ke tabung pengawet.
8. Tabung pengawet dimasukkan kedalam freezer.
C.
Hasil
Tabel 2. Hasil Survei Nyamuk Dewasa
NO
|
JAM
|
LOKASI
|
JUMLAH NYAMUK
|
GPS
|
|||
Anopheles
|
Aedes
|
Culex
|
Armigress
|
||||
1
|
18.00-19.00
|
Luar
rumah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Dalam
rumah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||
2
|
19.00-20.00
|
Luar
rumah
|
-
|
-
|
1
|
-
|
|
Dalam
rumah
|
-
|
-
|
2
|
-
|
|||
3
|
20.00-21.00
|
Luar
rumah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Dalam
rumah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sumber: data
primer, 2012
4.2
Pembahasan
4.2.1
Survei Larva
Berdasarkan tabel hasil survei larva diatas, dari 5 breeding site yang diteliti, didapatkan larva Culex pada selokan dilokasi luar Bantimurung dengan
kepadatan tidak diketahui. Sedangkan
survei pada jejak kaki di persawahan didapatkan adanya larva Anopheles dengan tingkat kepadatan 3 /Dip. Hal
ini menggambarkan bahwa tingkat kepadatan larva Anopheles pada lokasi persawahan luar Bantimurung berada pada kategori
padat.
Sementara
itu, larva Aedes sp. ditemukan pada lubang bambu dan genangan air dalam ember.
Kedua breeding site ini berada pada
lokasi wisata Bantimurung dan didapatkan bahwa Container Index dari jenis Aedes
itu mencapai 100%. Dalam artian bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah dengan
keberadaan Aedes yang tinggi atau padat bahkan mendominasi tempat tersebut.
Sedangkan survei Aedes pada pelepah pisang yang dilakukan diluar Bantimurung
tingkat kepadatannya adalah nol atau tidak ditemukan larva.
Dari kelima
breeding site yang disurvei, maka breeding site yang potensial untuk larva Anopheles
adalah air kotor dengan karakteristik wilayah yang lebih luas dalam hal ini
adalah persawahan. Sedangkan untuk larva Culex lebih potensial didapat pada
selokan dan larva Aedes sp. pada genangan air pada wadah ataupun daun. Semua breeding site tersebut memiliki tingkat
salinitas sama dengan nol.
4.2.2
Survei Nyamuk Dewasa
Berdasarkan tabel hasil survei nyamuk diatas maka didapatkan bahwa nyamuk
yang ditangkap di dalam dan luar rumah sebanyak 3 ekor dan semuanya adalah
jenis Culex. Jumlah nyamuk yang didapatkan sangat sedikit oleh karena beberapa
faktor yang berpengaruh diantaranya adalah kondisi rumah yang bersih dan suhu
yang dingin karena hujan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei larva dan nyamuk didapatkan bahwa jenis larva Culex
dengan breeding site potensial di selokan dengan tingkat kepadatan yang tinggi,
jenis larva Aedes sp. dengan breeding site potensial di lubang bambu dan genangan
air di ember dengan conteiner indeks sama dengan 100% dan jenis larva Anopheles
dimana breeding site potensialnya di sawah (jejak kaki) dengan tingkat
kepadatan sama dengan 3 / Dip. Sedangkan survei nyamuk dewasa didapatkan jenis
nyamuk Culex dengan tingkat kepadatan rendah.
5.2
Saran
1. Diharapkan dalam melakukan pengendalian nyamuk, harus melakukan survei
terhadap kebiasaan larva ataupun nyamuk agar pengendalian tidak salah sasaran.
2. Survei diharapkan dapat berguna bagi peneliti yang sepadan dengan survei
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Diarykita. 2012. “DBD dan Kebijakan
Terkait.” http://kelincimaduhunnybunny.blogspot.com/2012/09/dbd-dan-kebijakan-yang-terkait.html. diakses pada
tanggal 27 Desember 2012
Susanna, Dewi. Terang Uli J. 2011.
Entomologi Kesehatan (Artropoda Pengganggu Kesehatan dan Parasit yang
Dikandungnya). Jakarta. UIP
Data Primer, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar