Selasa, 22 Januari 2013

survei nyamuk


LAPORAN
SURVEI LARVA DAN NYAMUK DEWASA










Oleh :
KELOMPOK I
MARWAH  K11110018
ARMANITA RAHAYU  K11110010
ANGRIYANI MANGAMPE  K11110118
WISFER  K11110015
NURZIDAH  K11110280
ABDUL WAHID AKBAR  K11110282
MEILSON H.S SALLATA  K11110
A.ASMAN FEBRI YAMAN  K11110920

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Survei Larva dan Nyamuk Dewasa ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga. Namun laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan berikutnya.
Atas dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis, maka pada kesempatan ini menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Bpk Hasanuddin Ishak, selaku penanggung jawab mata kuliah.
2.      Bpk Muhammad Saleh Jastam, selaku pembimbing dan penanggungjawab praktek lapangan
4.      Seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan Survei ini.
Demikianlah laporan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin......                                                                                                                                                                                                 
                                                                           Makassar, Desember 2012
                                                                                                          
                                                                                                      Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penduduk dunia sebanyak 40% hidup di daerah tropis yang mempunyai resiko sangat tinggi terjangkitnya penyakit yang ditularkan oleh vector terutama nyamuk yang dapat menyebabkan infeksi malaria, filariasis, demam dengue, chikungunya, oleh sebab itu penyakit yang ditularkan oleh vector masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat.
Data atau informasi tentang hubungan antara spesies tertentu di lingkungannya merupakan kunci penting dalam epidemiologi. Penguasaan bionomic vector sangat mendukung pada pengendalian, dan dalam pengendalian vector akan memberikan hasil yang maksimal bila perilaku vector dapat diketahui secara jelas, sehingga sasaran dan metode pengendalian tercapai.
Walaupun beberapa tahun terakhir (2009 – 2011) kasus malaria di Indonesia mengalami penurunan akan tetapi kasus malaria menginfeksi manusia berkisar 120 juta dan yang meninggal diatas 1 juta orang. Belakangan ini kasus demam berdarah di Indonesia sudah menurun sejak dua tahun terakhir. Angka tertinggi pada tahun 2009 dengan kasus 150 ribu. Jumlah tersebut menurun di 2010 menjadi 75 ribu kasus. Sedangkan tahun 2011, kasus DBD di Indonesia hanya 50 ribu kasus. (Harian Analisa, 16 juni 2012)
Hal ini diharapkan setiap tahunnya  terjadi penurunan angka kesakitan ataupun kematian akibat malaria ataupun DBD atau bahkan tidak menjadi lagi sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian maka sasaran dan metode pengendalian terhadap vector nyamuk harus tercapai. Untuk itu perlu dilakukan survey terhadap larva dan nyamuk dewasa untuk mengetahui perilaku nyamuk itu sendiri sehingga pada langkah pengendalian bisa dilakukan secara tepat.
1.2  Tujuan Survei Larva dan Nyamuk Dewasa
      Tujuan survey larva adalah sebagai berikut:  
Mengetahui jenis larva yg ada di container/breeding site
2.      Mengetahui breeding site yg potensial
3.      Mengetahui kepadatan dan indek-indek larva (CI, HI dan BI)
      Tujuan survey nyamuk adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui kepadatan nyamuk
2.      Mengetahui Jenis-jenis nyamuk
3.      Mengumpulkan nyamuk guna keperluan lain/inventarisasi
1.3  Manfaat Survei yang Dilakukan
Praktek lapangan ini bermanfaat bagi kita sebagai mahasiswa agar bisa menambah pengetahuan tentang bagaimana melakukan survey larva dan nyamuk dewasa agar pengendalian terhadap nyamuk lebih efektif dan efisien. Hal ini juga menjadi bekal bagi mahasiswa kesling pada khususnya bahwa salah satu keahlian yang harus dimiliki adalah bagaimana melakukan pengendalian dengan metode dan sasaran yang tepat.




BAB II
METODE SURVEI
2.1  Metode/Desain Survei
Ada 2 rangkaian kegiatan dalam survei yang dilakukan yaitu survey larva dan survey nyamuk dewasa. Survey larva dilakukan dengan melakukan system cidukan pada beberapa breeding site di lokasi survey sedangkan untuk survey nyamuk dewasa dilakukan pada salah satu rumah yang telah ditentukan sebagai tempat survey dengan metode Human – Bite atau dengan kata lain menangkap nyamuk dengan umpan orang. Jadi pada survey ini, nyamuk yang ditangkap adalah nyamuk yang hinggap di Badan atau HLC (Human Landing Collection).
2.2  Lokasi dan Waktu Survei
Lokasi survey dilakukan di 2 Lokasi yaitu:
1.         Survey larva              
a.    Hari/tanggal          : Minggu, 16 Desember 2012
b.   Lokasi                   : Bantimurung dan sekitarnya
c.    Waktu                   : 10.00 - selesai
2.         Survei nyamuk dewasa
a.    Hari/tanggal          : Sabtu, 22 Desember 2012
b.   Lokasi                   : Jln. Abdulah Dg Sirua Lorong Pejuang 1
c.    Waktu                   : 18.00 – 21.00





BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI
3.1  Lokasi Survei Larva
Survei larva dilakukan di Maros tepatnya di daerah Bantimurung dan sekitarnya (luar Bantimurung). Lokasi di luar Bantimurung adalah lokasi persawahan dan terdapat beberapa rumah penduduk. Di lokasi tersebut terdapat beberapa Breeding Site larva nyamuk seperti sawah, rawa, selokan, gentong penampungan air, pelepah pisang, bekas telapak kaki, sumur dan daun. Sedangkan di Bantimurung, beberapa Breeding Site yang ditemukan adalah di bambu dan genangan air di wadah. Rata-rata jenis larva yang ditemukan di Bantimurung adalah jenis Aedes
3.2  Lokasi Survei Nyamuk Dewasa
Survei nyamuk dewasa dilakukan di salah satu rumah yang beralamat di jalan Abdullah Dg. Sirua lorong. Rumah tersebut dihuni oleh 4 orang dan kondisi rumah bersih.

BAB IV
HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Survei
4.1.1        Survei Larva
A.         Alat dan Bahan
        Dipper                  Vial botol (10)                         Termometer
        Netpish                Lembar Ovservasi
        Talang                  Alat Pengukur Salinitas
        Pipet                    GPS
B.             Cara kerja
1.   Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.   Tentukan breeding site larva yang akan disurvei
3.   Ambil titik koordinat lokasi survei
4.   Untuk melakukan survei larva, ambil 20 cidukan pada lokasi survei seperti rawa, selokan, dan sawah. Sedangkan pada jejak kaki, batang pisang atau dahan daun cukup menggunakan pipet.
5.   Hasil cidukan dituang kedalam talang menggunakan netpish
6.   Larva yang ada di dalam talang dipindahkan ke dalam vial botol menggunakan pipet.
7.   Ukur suhu dan salinitas air pada masing-masing breeding site dengan menggunakan termometer.

C.            Hasil
Tabel 1. Hasil Survei Larva di Bantimurung
NO
BREEDING SITE
KARAKTERISTIK
SUHU
JUMLAH CIDUKAN
JENIS LARVA
JUMLAH LARVA
FLORA
FAUNA
1
Selokan rumah warga
Lumut dan rumput
Kecebong, ikan kecil
30°C
20
Culex
87
2
Jejak Kaki di sawah
-
-
30°C
-*
Anopheles
60
3
Pelepah Pisang
-
Cacing
27°C
-*
-
0
4
Lubang Bambu
-
-
28°C
-*
Aedes
11
5
Genengan air dalam ember
Lumut
cacing
25°C
-*
Aedes
16

Sumber: data primer,2012
Ket. -*        : tidak dilakukan cidukan, langsung menggunakan pipet

1.      Breeding site 1 (selokan)
Tidak ada Rumus Menghitung Kepadatan Larva Culex
2.      Breeding Site 2 (jejak kaki di sawah)
Rumus menghitung kepadatan larva Anopheles

 = … Dipt

             = 3 Dipt
3.      Breding Site 3 (pelepah pisang)
Rumus Menghitung Kepadatan Larva Aedes
 X 100 %
             X 100 % = 0 %
4.      Breding Site 4 (lubang bambu)
Rumus Menghitung Kepadatan Larva Aedes
 X 100 %
             X 100 % = 100 %
5.      Breding Site 5 (genangan air di ember)
Rumus Menghitung Kepadatan Larva Aedes
 X 100 %
 X 100 % = 100 %
4.1.2        Survei Nyamuk Dewasa
A.          Alat dan Bahan
Aspirator                                                  GPS                 Karet gelang
Flash light (senter)                                   Kapas
Paper cup dengan kasa penutup              Pinset
 Chloroform                                             Timer
B.           Cara kerja
1.   Dilakukan oleh dua orang penangkap nyamuk
2.   Penangkapan nyamuk menggunakan aspirator, dilakukan di dalam dan diluar rumah.
3.   Penangkapan nyamuk dilakukan mulai pukul 18.00 – 21.00
4.   Durasi waktu penangkapan nyamuk dilakukan per jam misalnya penangkapan pertama dari jam 18.00 – 18.45, kemudian istirahat 15 menit. Selanjutnya penangkapan kedua dari jam 19.00 – 19.45 dan penangkapan ketiga mulai jam 20.00 – 21.00
5.   Nyamuk yang ditangkap kemuadian dimasukkan dalam paper cup menggunakan kasa penutup.
6.   Nyamuk yang dimasukkan dalam paper cup kemudian di pingsankan menggunakan kapas yang telah mengandung chloroform
7.   Nyamuk yang pingsan kemudian dimasukkan ke tabung pengawet.
8.   Tabung pengawet dimasukkan kedalam freezer.
C.                Hasil

Tabel 2. Hasil Survei Nyamuk Dewasa
NO
JAM
LOKASI
 JUMLAH NYAMUK
GPS
Anopheles
Aedes
Culex
Armigress
1
18.00-19.00

Luar rumah
-
-
-
-

-
Dalam rumah
-
-
-
-
2
19.00-20.00

Luar rumah
-
-
1
-
Dalam rumah
-
-
2
-
3
20.00-21.00

Luar rumah
-
-
-
-
Dalam rumah
-
-
-
-







Sumber: data primer, 2012

4.2  Pembahasan
4.2.1        Survei Larva
Berdasarkan tabel hasil survei larva diatas, dari 5 breeding site yang diteliti, didapatkan larva Culex pada selokan dilokasi luar Bantimurung dengan kepadatan tidak diketahui. Sedangkan survei pada jejak kaki di persawahan didapatkan adanya larva Anopheles dengan tingkat kepadatan 3 /Dip. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat kepadatan larva Anopheles pada lokasi persawahan luar Bantimurung berada pada kategori padat.
Sementara itu, larva Aedes sp. ditemukan pada lubang bambu dan genangan air dalam ember. Kedua breeding site ini berada pada lokasi wisata Bantimurung dan didapatkan bahwa Container Index dari jenis Aedes itu mencapai 100%. Dalam artian bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah dengan keberadaan Aedes yang tinggi atau padat bahkan mendominasi tempat tersebut. Sedangkan survei Aedes pada pelepah pisang yang dilakukan diluar Bantimurung tingkat kepadatannya adalah nol atau tidak ditemukan larva.
Dari kelima breeding site yang disurvei, maka breeding site yang potensial untuk larva Anopheles adalah air kotor dengan karakteristik wilayah yang lebih luas dalam hal ini adalah persawahan. Sedangkan untuk larva Culex lebih potensial didapat pada selokan dan larva Aedes sp. pada genangan air pada wadah ataupun daun. Semua breeding site tersebut memiliki tingkat salinitas sama dengan nol.
4.2.2        Survei Nyamuk Dewasa
Berdasarkan tabel hasil survei nyamuk diatas maka didapatkan bahwa nyamuk yang ditangkap di dalam dan luar rumah sebanyak 3 ekor dan semuanya adalah jenis Culex. Jumlah nyamuk yang didapatkan sangat sedikit oleh karena beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya adalah kondisi rumah yang bersih dan suhu yang dingin karena hujan.


BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei larva dan nyamuk didapatkan bahwa jenis larva Culex dengan breeding site potensial di selokan dengan tingkat kepadatan yang tinggi, jenis larva Aedes sp. dengan breeding site potensial di lubang bambu dan genangan air di ember dengan conteiner indeks sama dengan 100% dan jenis larva Anopheles dimana breeding site potensialnya di sawah (jejak kaki) dengan tingkat kepadatan sama dengan 3 / Dip. Sedangkan survei nyamuk dewasa didapatkan jenis nyamuk Culex dengan tingkat kepadatan rendah.
5.2  Saran
1.      Diharapkan dalam melakukan pengendalian nyamuk, harus melakukan survei terhadap kebiasaan larva ataupun nyamuk agar pengendalian tidak salah sasaran.
2.      Survei diharapkan dapat berguna bagi peneliti yang sepadan dengan survei ini.



DAFTAR PUSTAKA
Diarykita. 2012. “DBD dan Kebijakan Terkait.” http://kelincimaduhunnybunny.blogspot.com/2012/09/dbd-dan-kebijakan-yang-terkait.html. diakses pada tanggal 27 Desember 2012
Susanna, Dewi. Terang Uli J. 2011. Entomologi Kesehatan (Artropoda Pengganggu Kesehatan dan Parasit yang Dikandungnya). Jakarta. UIP
Data Primer, 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar